Kamis, 18 September 2014

Cerpen

sahabat sejati

Pagi itu cuaca cukup cerah, aku datang ke sekolah dengan terburu-buru.

nafasku hampir saja habis karena berlarian menuju gerbang sekolah yang hampir saja di tutup.

Sedikit merasa lega dan terukir senyum di bibirku karena aku tidak harus membagikan absen keseluruh kelas ataupun menyiram tanaman.

Dengan langkah terburu-buru aku tiba dikelas ku.

Disana sudah ada dua orang sahabatku yang sedari tadi menungguku .mereka bernama vivi  dan lisa.

                “nes,tadi ada yang cari kamu tuh. “ kata vivi dengan nada sinis.

                “siapa??? “ tanyaku heran

                “sudahlah kamu ga perlu tau ! “ jawab lisa

akupun langsung duduk di tempatku, aku masih memikirkan perkataan dua sahabatku tadi dan terus bertanya dlam hati siapa kira-kira yang mencariku.

jam pelajaran pertamapun dimulai.

dengan malas ku mengeluarkan buku b.inggris. ah pelajaran ini tidak aku sukai mungkin karena guru nya yang kurang asik.

                saat pelajaran sedang berlangsung,terlihat sesosok pria yang melintasi kelas ku. Ya dia bernama raka.

Dia seorang pria yang mempunyai paras yang tampan dan berkulit putih ,tak heran jika hampir seluruh wanita disekolahku sangat tertarik pada nya. Termasuk juga aku.

Pikiranku langsung memikirkan perkataan dua orang sahabatku,apakah dia yang mencariku tadi pagi.

sejenak aku senyum-senyum sendiri membayangkan sesuatau yang aku sendiri tidak mengerti itu apa.

melihat tingkah ku itu ke dua sahabatku pun langsung bertanya.

                “Hey nes, mikirin apa kamu.? Senyum-senyum sendiri “ sindir lisa

                “eh,hmmm engga kok .” sangkal ku

                “ah,pasti mikirin si cwo playboy itu kan.? “kata vivi dengan nada tak suka

                “ih apa sih kamu vi “ jawab ku

Aku sadar kedua sahabatku itu memang tidak suka dengan raka,karena menurut mereka dia tidak baik buat aku,katanya juga dia sering menyakiti hati perempuan.

tapi entah mengapa aku tidak mempercayai perkataan kedua sahabatku itu,aku suka dia dan aku tidak peduli orang berkata apa.

                Bel istirahat pun berbunyi,seperti biasa anak-anak langsung berhamburan keluar kelas begitu juga dengan aku,lisa dan vivi.

                “nes,ada yang mau kita omongin nih. “ kata lisa

sentak aku kaget,aku heran apa yang hendak mereka Tanya kepada ku.

                “iya vi,lis mau tanya apa? “ jawabku heran

                “apa kamu suka dengan raka? “

                “hmm,sebenarnya aku suka dengan raka,memang kenapa? “ jawabku

                “sebenarnya yang tadi pagi mencarimu itu raka dan dia bilang ke kami kalau dia menyukai mu nes. “

jantungku langsung berdegup kencang,wajah ku mulai memerah.ingin rasanya aku berteriak sekeras mungkin.dalam hatiku pun berbicara,ASTAGA,ternyata dia menyukai ku.

                “lalu mengapa kalian menutupi semua itu dariku? “ tanyaku dengan heran

                “Karena kami berdua tak suka dengan raka,kami takut dia akan menyakitimu nanti.” Jelas lisa

aku langsung berlari meninggalkan mereka berdua. Aku tak perduli dengan perkataan mereka tentang raka.

Setelah ku berlari tepatnya di sudut belakang sekolah ,aku melihat raka sedang duduk termenung sendirian.aku menghampirinya.

                “Raka… “ sapa ku

                “eh,nes.ada apa? “ Tanya raka

                “aku,aku sudah tau semuanya ka. “ kata ku dengan nada bicara yang  tidak beraturan

                “Benarkah? Lalu bagaimana ,apakah kamu mau menjadi pacarku nes? Tanya raka sambil memegang kedua tanganku

                “ iya,aku mau “ jawabku singkat

                “jadi sekarang kita pacaran dong “

aku hanya mengangguk kecil dan memeluk raka.

                Tidak terassa aku menjalin hubungan dengan dia hampir setengah tahun.Bersama dia hidupku menjadi lebih berwarna,bersama dia aku pun bisa lebih bahagia meski kedua sahabatku tidak merestui hubungan kami.

Setelah aku merasa bahwa hanya dia yang bisa mengerti aku dan aku hanya ingin hidup bersama nya,entah mengapa raka semakin berubah. Dia tak seperti dulu lagi,dia sudah tidak lagi memperdulikan ku lagi,dan seolah-olah anggap aku tak ada.sampai akhirnya dia menghampiriku dan berkata.

                “nes,ada yang ingin aku bicarakan padamu. “

                “apa ka? “

                “aku sayang kamu tapi aku ga bisa lanjutin hubungan kita. “

air mataku pun langsung menetes dan bertanya apa salahku padanya selama ini aku tak pernah menyakiti hatinya tapi mengapa dia menyakiti hati ku.

                “Kenapa ka? salahku apa? Apa ini yang dibilang syang? Beri aku satu alasan mengapa kau tinggalkan aku?  “ Tanya ku

                ‘Kalau begitu aku akan beri satu alas an,aku memutuskan hubungan ini semata-mata karna aku ingin fokus dipelajaran dan aku tidak punya waktu untuk memikirkan masalah cinta.aku harap kamu bisa terima keputusan aku nes. “ jelas raka

raka pun meninggalkan nesya,

nesya masih tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.tak lama kemudian nesya berlari menuju kelasnya untuk bercerita kepada kedua sahabatnya itu.

                “kenapa kamu nes? Tanya lisa

                “raka lis..raka… “ jawab nesya sambil tersedu-sedu.

                “iya ada apa dengan raka? Dia menyakitimu? “ Tanya vivi

nesya hanya bisa mengangguk dan menangis.

                “apa aku bilang,raka itu hanya ingin menyakitimu bukan untuk mencintaimu. !” sentak lisa

                “tapi aku mencintainya “jawab nesya

                “sekarang lihatlah apa yang dia lakukan kepada mu.dia meninggalkanmu dengan alas an yang menurutku itu alas an basi. “ jelas vivi

Aku pun hanya terdiam mendengarkan kekesalan kedua sahabatku itu. Hari-hariku kini tak seindah dulu dan tak berwarna lagi.

aku terus berfikir hingga pada suatu ketika aku melihat raka sedang berjalan dengan seorang wanita dengan menggandeng tangan wanita tersebut.

                Aku langsung berlari meninggalkan pemandangan tersebut.aku sedih,marah dan juga kecewa.

aku duduk disamping kelas dan berfikir ternyata inilah alasan sebenarnya dia meniggalkan ku bukan karna ingin fokus terhadap pelajaran tapi dia ingin memiliki wanita tersebut.

Betapa bodohnya aku dulu tak menghiraukan perkataan sahabatku yang bermaksud baik.kini aku mencoba melupakan semuanya dan aku bahagia karena aku hanya kehilangan raka bukan kedua sahabatku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar